SATUBAHASA.COM - Web Pendidikan Bahasa Indonesia
  • Beranda
  • PIDATO
  • PERIBAHASA
  • CERPEN
  • KIRIM CERPEN
  • KIRIM PUISI
Home » Puisi Galau » Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany

Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany

Athi'ul
Minggu, 25 Juni 2017
Puisi Galau

Maka

Oleh : Shary Ramahhany, Depok.

Apa yang aku rasakan adalah apa yang aku kalutkan.
Perasaanku.
perasaanku sendiri tidak pernah memiliki jawaban atas apa yang terjadi padaku.

ia selalu mengagumi mencintai tanpa mau tau apa yang terjadi.
ketika rasa sakit datang menghantam derasnya bebatuan, ia tetap tersentak tanpa mau hilang.
harus berhenti atau melanjutkan?
ketidak tahuanku kapan harus berhenti memperjuangkanmu membuatku linglung
padahal hati dan pikiran sudah tahu bahwa kau tak akan membalas rasaku.

Maka memang seharusnya aku tak lagi bertemu rentinamu, terbawa kalutnya suara tawa kerasmu yang kemudian hilang ditelan keheningan. Tubuhku babak belur, hancur diterjang ketulian yang memakanku untuk berlabuh pada kesia siaan yang hakiki.

Maka memang seharusnya aku berhenti mencari ruang direlung nafasmu dan tidak lagi berusaha mencari celah agar mampu masuk mengkontaminasi hati dan pikiranmu karna pada akhirnya akan tetap sama. Aku sebagai penganggumu, diacuhkan dan terabaikan oleh kamu.
Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany
Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany


maka memang seharusnya kalimat kalimat ini bukan lagi kamu, rindu rindu yang bergelimpangan jatuh harusnya memang berhenti menghujat dan menggema pada dinding tak bersuara yang menjadi saksi semua sajak bodoh yang tak akan pernah kamu baca

maka memang seharusnya kekecewaanku membunuh rasa itu, menelan dan mengunyahnya dengan harapan agar tertampar oleh kesadaran yang mengaku bahwa kamu memang angan yang akan nyata pada masanya nanti.
Sudah saatnya aku merehatkan jiwaku, menyatukan kepingan yang terbuang tanpa harapan, mengobati luka yang tercabik dan menyudahi apa yang tak akan pernah dimulai.

maka memang seharusnya aku berhenti memperjuangkanmu
maka memang seharusnya aku berhenti karnamu
maka memang seharusnya aku bukan lagi kamu
namun tidak seharusnya dalam mencintaimu.
Begitu berbeda namun rasanya tetap kalut tanpa cita.
aku yang berlebihan, atau memang rasaku yang belum mau hilang?
Bagikan:
Tweet
Komentar
◄ Posting Baru Beranda Posting Lama ►
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+

ARTIKEL POPULER

  • Contoh Sesorah Pidato Bahasa Jawa Acara Kematian
  • Pidato Singkat Bahasa Jawa Perpisahan Sekolah
  • Pidato Singkat Sambutan Ulang Tahun Bahasa Jawa Terbaik

KUMPULAN PUISI

  • PUISI ALAM
  • PUISI AYAH
  • PUISI CINTA
  • PUISI GALAU
  • PUISI GURU
  • PUISI HARAPAN
  • PUISI IBU
  • PUISI ISLAMI
  • PUISI JIWA
  • PUISI KEADILAN
  • PUISI NASEHAT
  • PUISI PAHLAWAN
  • PUISI PATAH HATI
  • PUISI PENDIDIKAN
  • PUISI PERPISAHAN
  • PUISI PERSAHABATAN
  • PUISI RINDU
  • PUISI ROMANTIS
  • PUISI SEDIH

PERIBAHASA DAERAH

  • PERIBAHASA JAWA
  • PERIBAHASA SUNDA

KATA UCAPAN

  • UCAPAN SELAMAT PAGI

KOLOM HIKMAH

  • CERAMAH KULTUM
About | Sitemap | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us
Copyright 2020 • SATUBAHASA.COM - Web Pendidikan Bahasa Indonesia